Beritacenter.COM - Demo tolak keberadaan Front Pembela Islam (FPI) digelar massa aksi di Wonosobo, Jawa Tengah. Saat ini, pihak kepolisian telah membubarkan aksi massa tolak FPI yang menggelar aksi di Plasa Wonosobo tersebut.
Sempat terjadi aksi bakar dua ban bekas dalam demo tolak FPI tersebut. Namun, kerumunan massa dalam demo itu telah dibubarkan polisi. Pembubaran massa aksi demo dilakukan gna mencegah penyebaran virus COVID-19 ditengah pandemi.
Baca juga :
"Sudah jelas dengan situasi COVID-19 di Kabupaten Wonosobo, kerumunan-kerumunan atau yang bersifat pengumpulan massa seperti itu tetap akan kami bubarkan untuk mencegah penyebaran COVID-19 di wilayah Kabupaten Wonosobo," ujar Kapolres Wonosobo AKBP Fannky Sugiharto di lokasi aksi, Rabu (25/11/2020).
Guna mencegah penyebaran COVID-19, Fannky memastikan jika pihaknya tak akan tebang pilih. Meski aksi itu turut mendukung langkah TNI-Polri soal keberadaan FPI, dia menyebut aksi yang menimbulkan kerumunan ditengah pandemi tetap tidak diperbolehkan.
"Apapun bentuknya, meskipun itu mendukung kita, saya terimakasih. Namun demikian undang-undang kesehatan tetap harus kita tegakkan untuk mencegah penyebaran COVID-19," kata dia.
Diberitakan sebelumnya, aksi demo tolak keberadaan FPI digelar massa yang tergabung dalam garda masyarakat Wonosobo. Aksi ini digelar di Plasa Wonosobo, atau di sekitar Pasar Induk Wonosobo, Rabu (25/11). Massa aksi tampak membawa sejumlah poster bergambar Habib Rizieq Syihab dan poster bertulis 'Bubarkan FPI=Sampah', 'Rizieq Sampah Negara'.
Dikatakan Korlap demo, Muhammad Kurniyanto, pihaknya menggelar demo menuntut agar izin FPI tak lagi diperpanjang. Mereka menilai keberadaan FPI selama ini sangat meresahkan dan bersifat provokatif.
"Kami meminta agar tidak ada perpanjangan izin FPI. Karena keberadaannya sudah meresahkan masyarakat dan sangat provokatif," ucapnya.
Kurniyanto mengaku menyadari betul jika aksi demo yang digelar pihaknya berpotensi menjadi penyebaran virus Corona. Dia berharap agar tuntutan ini dapat didengar dan menyebut akan membawa massa lebih banyak lagi dan kembali menggelar aksi jika tuntutan itu diabaikan.
"Memang kerumunan massa ini bisa untuk penyebaran COVID-19. Tetapi jika aspirasi ini tidak didengar kami akan mengerahkan massa yang lebih banyak. Ini baru permulaan," katanya.
News 26/01/2021 18:27
News 26/01/2021 15:50
News 26/01/2021 15:21
News 26/01/2021 11:42
News 26/01/2021 08:10
News 25/01/2021 12:50
News 25/01/2021 08:20