Ternyata para pembenci pemerintah Jokowi tak jauh-jauh dari koruptor, mafia, tukang obat hingga yang bengek. Seperti halnya Rizieq Shihab yang kerap berurusan dengan aparat karena melanggar aturan, lalu memprovokasi kebencian pada pemerintah. Para koruptor dan mafia itu juga kerap memprovokasi lewat media karena mereka tak mau diusik hartanya oleh pemerintah. Setelah bos TV One yang berkasus di Lapindo dan Jiwasraya, kini dilanjutkan presenter ILC. Seperti pepata ada udang dibalik batu, kebencian yang mereka tunjukkan sejatinya untuk menutupi borok di masa lalu.
Siapa yang tak kenal presenter ILC, Karni Ilyas? Pembawa acara dengan ciri khas serak-serak basa ini selalu menutup tiap sesi dengan kata-kata mutiara. Saat tampil membawakan acara dirinya seolah terlihat sebagai penegak hukum dan keadilan. Tapi, bukannya netral, acara ILC sejauh ini malah cenderung seperti oposisi. Banyak nara sumber yang memang menyimpan dendam pada pemerintah mereka datangkan.
Orang seperti Rocky Gerung, Ridwan Saidi, Haikal hasan, Said Didu dan Rizal Ramli kerap diundang meski topiknya tidak sesuai dengan kualifikasi mereka. Memang ada perwakilan pemerintah, tapi suatu acara yang baik seharusnya memberi tujuan yang mencerahkan. Bukan malah provokasi seperti saat Tengku Zul diundang dan memvonis Ahok menista agama secara sepihak. Kini giliran alam yang menampakkan borok Karni Ilyas sendiri lewat kasus lama yang menyeret namanya.
Sebelumnya seperti dilansir dari tribunnews.com, kasus pengalihan aset negara ini bermula pada tahun 1997 silam. Berdasarkan informasi yang dihimpun, sebelum Kabupaten Manggarai Barat terbentuk, dua kepala suku menyerahkan tanah untuk menjadi aset negara (Pemda) seluas 30 hektar.
Alih alih menjadi aset milik pemerintah kabupaten, tanah tersebut malah jatuh ke dalam penguasaan pribadi beberapa orang penting baik pejabat negara, pejabat daerah maupun pengusaha. Dalam kasus yang diduga merugikan negara sekira Rp 3 Triliun itu, pihak penyidik Kejati NTT telah memeriksa lebih dari 40 saksi termasuk para pejabat pemerintahan Kabupaten Manggarai Barat.
"Saksi semua dari NTT semua, ada Bupati, mantan Camat juga. Saksi semua sudah 40 lebih, termasuk juga ahli waris yang punya tanah untuk menerangkan tanah itu bagaimana ceritanya," kata Abdul Hakim pada Selasa, 13 Oktober 2020 lalu.
Ia menjelaskan, dari total 30 hektar yang seharusnya menjadi tanah negara atau milik pemerintah Kabupaten Manggarai Barat, kini telah dikuasai oleh beberapa orang. Dari total luas tanah, sebesar 6 hektar sudah bersertifikat milik.
"Yang sudah bersertifikat ada sekitar 6 hektar, sisanya belum bersertifikat tapi sudah dikuasai," kata Abdul Hakim.
Ia juga membantah informasi yang menyebut penguasaan tanah itu oleh 20 orang. "Siapa bilang (20 orang yang menguasai 30 hektar tanah), hanya beberapa orang," tegasnya.
Terkait nama oknum yang menguasai tanah itu, ia enggan memberitahu. "Namun, ia menegaskan bahwa oknum yang menguasai tanah negara itu merupakan "orang penting".
"Orang mana, ndak taulah saya, orang Jakarta atau orang mana. Pokoknya nanti lah, pokoknya orang penting, pengusaha, pejabat negara, pejabat daerah macam macam,"
Setelah memeriksa lebih dari 40 saksi baik di Labuan Bajo maupun di Kupang, ibukota NTT, pihak Kejaksaan Tinggi NTT mengagendakan pemeriksaan terhadap dua orang lagi. Kajati NTT, DR. Yulianto melalui Kasi Penkum dan Humas, Abdul Hakim, mengatakan, pihaknya telah menjadwalkan pemeriksaan terhadap Gories Mere dan Karni Ilyas.
"Kita agendakan pemeriksaan mereka besok (hari ini)," ujar Abdul Hakim
Ia menegaskan, Gories Mere yang merupakan mantan Kepala BNN dan Karni Ilyas yang merupakan tokoh jurnalis sekaligus host ILC TV One itu akan diperiksa di Kantor Kejati NTT pada Rabu hari ini, sesuai undangan yang telah mereka sampaikan.
Kita amati kedepannya jika benar Karni Ilyas terbukti bersalah, apakah ia masih jadi sok bijak di acara ILC? Karni yang kerap menjadi pengkritik pemerintah ternyata juga doyan harta. Jadi sebelas dua belas dengan bos medianya yang ngemplang kasus Lapindo dan Jiwasraya. Maka tak heran mereka bersatu membikin acara yang isinya orang yang suka mencaci maki pemerintah. Masih banyak oposisi yang bisa menyampaikan pendapat secara sopan, tapi kenapa yang dipilih Rocky Gerung dengan jargon 'dungu'.
Atau juga kenapa memilih Tengku Zul yang kebanyakan cuitannya tentang PKI, anjing, babi dan sebagainya. TV One melalui ILC hanya meminjam tangan orang untuk menjatuhkan pemerintah. Di sisi lain, orang seperti ARB pasti geram lantaran kerap ditagih di kasus Lapindo oleh Sri Mulyani. Ratusan milyar yang harus ia tanggung selama puluhan tahun tak kunjung lunas. Sudah begitu keluarganya tak tahu malu pamer kekayaan ke media sosial. Padahal kewajiban utang yang harusnya jadi tanggungan mereka malah dibebankan ke negara.
Begitu juga Karni Ilyas yang dulu sempat tak terima dan mengancam melaporkan akun yang menggunggah dirinya berpesta dengan cewek seksi, serapat apapun bangkai ditutupi, bau busuknya tak akan bisa dihindari. Karni harus paham konsekuensi dari tindakannya yang kerap menyudutkan pemerintah dan provokasi atas nama kebebasan pers. Dia mungkin akan teriak didzolimi jika ditangkap lantaran provokasi, tapi ia tak akan berdaya jika ditangkap karena kasus korupsi. Untuk itu pemirsah, jangan salah menilai baik buruknya acara hanya dengan melihat pembawa acara yang tampaknya pro rakyat, tapi nyatanya malah mencekik rakyat.
Begitulah kura-kura
Referensi:
https://manado.tribunnews.com/.../karni-ilyas-terseret...?
Sumber : Status Facebook Salmin Khan
Opini 03/03/2021 19:03
Opini 03/03/2021 14:36
Opini 03/03/2021 13:44
Opini 03/03/2021 13:18
Opini 02/03/2021 09:55
Opini 02/03/2021 08:00
Opini 01/03/2021 13:58
Opini 01/03/2021 11:15
Opini 01/03/2021 10:00
Opini 01/03/2021 08:02
Opini 27/02/2021 10:08
Opini 27/02/2021 08:00
Opini 26/02/2021 18:15
Opini 26/02/2021 17:20
Opini 26/02/2021 16:35
Opini 26/02/2021 13:58
Opini 26/02/2021 13:47
Opini 25/02/2021 19:40
Opini 25/02/2021 18:45
Opini 25/02/2021 16:55
Opini 25/02/2021 13:55
Opini 25/02/2021 13:37
Opini 24/02/2021 20:05
Opini 24/02/2021 19:00
Opini 24/02/2021 15:25