Teknologi

Tak se-Ekstrem Narasi yang Beredar, Ini Kata BRIN soal Dampak Fenomena Solstis Besok

Aisyah Isyana - 21/12/2022 01:52

Beritacenter.COM - Fenomena Solstis akan terjadi pada Rabu, 21 Desember 2022 besok. Sempat beredar informasi di media sosial dan aplikasi pesan instan yang berisikan imbauan agar masyarakat tak keluar rumah pada tanggal tersebut, lantaran diklaim memiliki dampak ekstrem.

Menanggapi hal itu, Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa (ORPA) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), menegaskan jika informasi yang beredar terkait dampak solstis itu hoax, alias tidak benar adanya.

"Dampak solstis yang dirasakan oleh manusia tentu tidak seekstrem yang dinarasikan seperti pada imbauan yang disinformatif dan menyesatkan," kata Peneliti Pusat Riset Antariksa BRIN Andi Pangerang, dikutip dari laman Edukasi Sains BRIN.

Adapun solstis secara umumn berdampak pada gerak semu harian Mahtahari ketika terbit, berkulminasi dan terbenam, dan intensitas radiasi Matahari yang diterima permukaan Bumi. Dimana hal ini berdampak pada panjang siang dan panjang malam, serta pergantian musim.

Jika terjadi letusan gunung apim gempa bumi, tsunami, atau banjir rob di hari solstis terjadi, Andi memastikan jika fenomena-fenomena itu sama sekali tak berkaitan. Pasalnya, solstis murni merupakan fenomena astronomis yang juga dapat mempengaruhi iklim dan musim di Bumi.

"Sedangkan fenomena-fenomena (letusan gunung berapi, gempa bumi, tsunami, banjir rob) tersebut disebabkan oleh masing-masing dari aktivitas vulkanologis, seismik, oseanik dan hidrometeorologi," jelas Andi.

Lebih lanjut, dia menyebut solstis sebenarnya merupakan fenomena astronomi biasa. Solstis berasal dari bahasa latin : solstitium yang terdiri dari dua kata, yakni Sol artinya Matahari dan stitium berarti tempat berhenti, singgah, atau balik. Untuk itu, fenomena solstis juga kerap disebut sebagai fenomena titik balik Matahari.

Dimana secara khusus solstis dapat didefinisikan sebagai peristiwa saat Matahari berada di paling utara atau paling selatan, saat mengalami gerak semu tahunannya, relatif terhadap ekuator langit. Fenomena solstis ini terjadi dua kali dalam sehatuh, yakni pada Juni dan Desember.

 

TAG TERKAIT :
Matahari Fenomena Alam BRIN Antariksa Solstis Gerak Semu Matahari Dampak Solstis Solstis Desember Fenomena Solstis Desember

Berita Lainnya