Opini

Karto Bugel : Jangan Injak Lawanmu yang Sudah Kalah

Indah Pratiwi - 03/01/2023 18:50
Oleh : Karto Bugel

Tiba – tiba kita dibuat tak bisa mengerti kenapa seorang yang gagal total dalam mengurus wilayahnya itu menjadi pilihan banyak orang.


Dia yang ga bisa apa – apa dalam banyak hal itu tiba – tiba justru menjadi tempat banyak orang menyandarkan harapannya dan kemudian mencoba untuk memilih nya.

Dalam beberapa survei terakhir, Abas menempati urutan kedua menggeser Wowok. Potensi nya akan terus melejit bukan mustahil masih akan terus berlanjut.

“Koq bisa?”

Jangan injak (nistakan) lawanmu yang sudah kalah apalagi menyerah. Itu hanya akan menciptakan sebuah peristiwa baru dan tak terduga.

Bisa saja karena harga dirinya terinjak, entah dari mana datangnya, tiba – tiba kekuatan tak kasat mata itu memberi dorongan terakhir. Dia bisa membuat hal mustahil.


Bisa jadi juga, para penonton yang menyaksikan kebrutalan-mu yang terus menginjak lawanmu yang sudah menyerah justru menjadi tak lagi punya simpati. Tiba – tiba mereka berbalik.

Pada kisah yang lain, kisah yang juga memiliki kemiripan akan sebab musabab munculnya kekuatan mustahil seorang maling misalnya, dia dikisahkan dengan decak tak mengerti saat lolos karena mampu melompati pagar yang sangat tinggi.

Dari manakah kekuatan tak kasat mata milik seorang maling yang karena terpojok dan hidupnya terancam dapat melompat pagar setinggi mustahil bagi ukuran orang wajar?

Kekuatan mustahil yang tiba – tiba muncul karena rasa takutnya itu konon justru meloloskan dia dari kematian.

Bisa jadi, demikianlah cara semesta bekerja. Bisa jadi, memang demikianlah cara hukum alam mempecundangi nalar yang telah keburu melar.

“Maksudnya?”

Ya, bisa jadi Abas memang justru mendapat keuntungan luar biasa besar manakala dia yang sudah terseok lelah dan menuju kalah itu terus dibuli.

Seperti tak ada kata lelah, para pembencinya terus dan terus mencari sisi dan semua keburukannya. Dia justru terus dibicarakan. Pada sisi lain, itu adalah bonus.

Ga percaya?

Sebesar apakah pak Jokowi saat ini di mata para pendukungnya? Bahkan oleh dunia dia dinobatkan sebagai pemimpin paling berpengaruh. Padahal, awalnya, dia bukan siapa – siapa.

Dulu, saat awal dan pertama dijagokan maju pilpres 2014, dia memang bukan siapa – siapa. Dia yang bukan siapa – siapa itu lantas dibuli.


Dia disebut petugas partai. Wajahnya yang sangat biasa – biasa saja dan cenderung “ndeso” dijadikan bidikan makna plonga plongo. Dia juga di “PKI” kan secara masif oleh khalayak dan terus dicari segala buruk dan kekurangannya.

Bagaimana posisinya sekarang, jangankan rakyat Indonesia, bahkan dunia dibuatnya terpukau. Dia menjelma menjadi sosok sangat luar biasa dalam segala hal.

Contoh lain adalah kisah rasa bangkit kita bersama pada budaya. Tiba – tiba kita begitu semangat berbicara tentang segala aspek budaya. Mulai dari pakaian, musik dan tari – tarian tradisi, tiba – tiba kita seperti berebut membuat komunitas budaya.

Kenapa?

Ya karena selama beberapa saat, terus dan terus, entitas keberadaannya digugat dan bahkan hingga diharamkan oleh kelompok yang sedang merasa sangat kuat.

Seperti tak puas, budaya kita yang seolah telah pada tahap setengah mati, oleh mereka kemudian ingin diinjak dan diinjak lagi. Dan itu justru yang membuat kita kemudian melawan. Rasa tidak adil itu bergejolak dan kita berteriak.

Seperti bola salju, dia hanya akan terus membesar saat punya kesempatan untuk menggelinding. Di sinilah kita berdiri saat ini. Kesadaran bahwa bangsa ini perlu dan harus mempertahankan jati dirinya justru terpercik saat dia diinjak.

“Trus bagaimana soal Abas tadi?”

Pak Bèyè pernah panen karena sebab yang hampir mirip dan kemudian dia jadi Presiden. Abas yang ingin mengulang kisah SBY hanya mungkin terjadi bila kita masih saja terus menginjaknya. Semua terserah dan berpulang pada pilihan anda.

Kalau tanya kepada saya, saya hanya akan menjawab, biarkan yang sedang sekarat itu mati karena sebab alami atas kondisinya sendiri.


Rasa nestapa akan rasa bersalah dan segala kacau rasa terhadap apa yang sudah dilakukannya saat menjabat 5 tahun akan meremukkan dari dalam dirinya sendiri.

Ukurannya sudah sangat jelas, siapa pun yang waras tahu bahwa selama 5 tahun menjabat, dia gagal total. Dia sama sekali tidak bekerja. Bahkan oleh banyak pihak, dia justru dianggap telah merusak apa yang sudah ada.

Biarkan itu menjadi dosanya. Biarkan gundah hatinya datang dan terus menggerogotinya. Dari sana, keruntuhan sebagai wajar sebab akibat PASTI akan datang dengan sendirinya.

Sama seperti kita tak perlu menutup atau menimbun sesuatu dengan sesuatu yang serupa, sampah seharusnya tak boleh ditutup dengan sampah – sampah yang lain. Busuk aroma aslinya, kelak justru akan tersamarkan.

“Jadi sebaiknya didiamkan saja gitu?”

Natal tahun ini tiba – tiba sangat ramai dengan ucapan dari hampir semua pihak dan semua kalangan. Padahal, tahun – tahun sebelumnya tidak seperti itu.

Tak terlalu berlebihan bila kita katakan bahwa itu pasti karena keberadaanya pada suatu saat dulu yang juga pernah dipermasalahkan.

Ya, mengucapkan selamat Natal memang pernah menjadi isu ramai antara boleh dan tidak, tapi hari ini semua orang tak lagi terbawa pada ribut kampungan itu.

Sekali lagi, SELAMAT NATAL 2022

RAHAYU

Sumber : Status Facebook Karto Bugel

Berita Lainnya