Dari awal awal kekuasaan jokowi saya sangat militan mendukung Jokowi terutama mendapatkan dana dari China dengan skema business to business (B2B) bukan government to government (G to G). Dan itu didukung dengan program BRI ( Bell Road initiative ). Momentumnya tepat sekali. Pada oposan menuduh Jokowi pro- China. Saya hadapi perang literasi di Sosial media. Tetapi apa yang terjadi kemudian? saya kena prank. Untuk program BRI tidak B2B. Tetapi loan.
Data yang dirilis Bank Indonesia melalui Statistik Utang Luar Negeri Indonesia (SULNI) April 2019, menunjukkan status terakhir posisi utang luar negeri pada Februari 2019 dari Pemerintah China sebesar 17,7 Miliar USD atau setara dengan 248,4 Triliun dengan kurs 14.000. Lebih spesifik di kelola Pemerintah sebesar 22,8 Triliun dan BUMN sebesar 225,6 Triliun. Itu setara dengan 42% total anggaran BRI untuk Indonesia.
Indonesia juga diketahui telah menerima pinjaman senilai US$ 4,42 miliar atau setara Rp 63 triliun pada periode yang sama melalui skema Official Development Assistance (ODA), serta pinjaman melalui skema Other Official Flows (OOF) sebesar US$ 29,96 miliar atau setara Rp 427 triliun. Indonesia termasuk 10 negara penerima pinjaman terbesar dari Tiongkok melalui dua skema tersebut. Kan konyol.
Duh pening saya saat baca data itu. Mengapa tega amat pembantunya? Sama dengan skema kereta Cepat Jakarta bandung. Awalnya B2B. AKhirnya ditanggung APBN. Kerpres diubah. Memang hutang itu lebih mudah daripada B2B. Karena tidak dikontrol oleh mitra dari China. Mudah dibancaki. Tetapi yang menanggung resiko Mark up adalah negara dan itu berdampak kepada tekanan neraca pembayaran berupa cicilan dan bunga. Justru skema loan dari China paling banyak dilakukan oleh BUMN.
Proyek Masela, saya awalnya mendukung dikerjakan onshore karena alasan pertahanan wilayah indonesia. Katanya kalau shell keluar, pemerintah akan masuk pasar 144A (S) dengan menerbitkan global bond seperti divestasi Freeport Indonesia. Menunggu kepastian sumber dana, gantung aja dulu sampai ada second opion onshore atau offshore dari lembaga independent. Tetapi entah mengapa? Jokowi langsung putuskan onshore. Shell mundur dan uangpun tidak didapat. Ternyata proyek pangkalan pertahanan juga engga jalan. Proyek mangkrak.
Apa artinya? Mental korup. Kadang kasihan dengan Jokowi yang kerja keras siang malam. Tetapi jajarannya tidak semua amanah. Kita berhasil memilih presiden terbaik, tetapi kita tidak berdaya saat dia dikerjai teamnya. Kalau saya tidak bersuara soal ini, ya saya berdosa.
(Sumber: Facebook DDB)
Opini 20/03/2023 22:55
Opini 20/03/2023 20:40
Opini 18/03/2023 15:47
Opini 17/03/2023 11:13
Opini 16/03/2023 15:50
Opini 15/03/2023 16:50
Opini 14/03/2023 12:48
Opini 10/03/2023 12:40
Opini 09/03/2023 11:23
Opini 08/03/2023 13:30
Opini 07/03/2023 08:30
Opini 03/03/2023 01:00
Opini 27/02/2023 21:24
Opini 25/02/2023 12:23
Opini 23/02/2023 23:58
Opini 22/02/2023 22:00
Opini 22/02/2023 18:25
Opini 20/02/2023 21:02
Opini 20/02/2023 16:02
Opini 18/02/2023 13:30
Opini 16/02/2023 09:55
Opini 14/02/2023 16:16