Jatuh cinta ke Jokowi itu ndak papa Namun jika keterlaluan, ya ndak baik. Ndak suka dengan Cak Nun karena apa yang ia sampaikan, itu bagus. Tanda kalau kita masih waras.
Tapi kalau ketidaksukaan itu berlebihan karena kecintaan yang menggebu-gebu, rasanya kok ndak bagus.
Cak Nun tidak hanya perlu dimaafkan namun juga layak diapresiasi. Ia menjadi martir ketika sangat sedikit dari kita berani menyatakan kecintaan melalui kritik simbolik. Dan bahkan untuk itu, ia bersedia meminta maaf –dengan alasan kesambet sekalipun.
Sedangkan presiden Jokowi, ia adalah teladan dalam hal keberaniannya menahan diri untuk tidak menggunakan kekuasaannya yang akan berakibat terberangusnya kemerdekaan berpendapat. Sungguh pun pastilah sangat berat baginya dan keluarga dikatain seperti Fir’aun.
Keteladanan ini sekaligus merupakan pintu masuk, entah yang keberapa, bagi Presiden Jokowi untuk kembali mengevaluasi kinerjanya melalui sebuah pertanyaan reflektif, “bagaimana mungkin seseorang yang sudah mati-matian bekerja untuk rakyat namun masih dianggap seperti Firaun?” (*)
Sumber : Status Facebook Aan Anshori
Opini 20/03/2023 22:55
Opini 20/03/2023 20:40
Opini 18/03/2023 15:47
Opini 17/03/2023 11:13
Opini 16/03/2023 15:50
Opini 15/03/2023 16:50
Opini 14/03/2023 12:48
Opini 10/03/2023 12:40
Opini 09/03/2023 11:23
Opini 08/03/2023 13:30
Opini 07/03/2023 08:30
Opini 03/03/2023 01:00
Opini 27/02/2023 21:24
Opini 25/02/2023 12:23
Opini 23/02/2023 23:58
Opini 22/02/2023 22:00
Opini 22/02/2023 18:25
Opini 20/02/2023 21:02
Opini 20/02/2023 16:02
Opini 18/02/2023 13:30
Opini 16/02/2023 09:55
Opini 14/02/2023 16:16