Opini

Karto Bugel : All Jokowis Men

Indah Pratiwi - 18/03/2023 15:47
FOKUS : Jokowi

Kehadiran Jokowi, Prabowo dan Ganjar di Kebumen serta merta memantik harapan. Apa yang lama mereka tunggu seolah terjawab pada pertemuan ini.


Tentu saja bagi mereka yang menunggu kemana arah telunjuk Jokowi.

Menjadi masuk akal karena sosok Ganjar dan Prabowo sering sudah dipakai dalam banyak perbincangan sebagai penerus pantas Jokowi sebelumnya. Sering sudah dua nama itu dipasang pasangkan dengan segala teorinya.

Pucuk dicinta ulam tiba.

“Bukannya sudah biasa kalau pak Jokowi sering bikin baper banyak pihak?”

Tanggapan langsung adalah dari Hasyim Djojohadikusumo, adik sekaligus Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra. Secara eksplisit dia menyatakan bahwa itu bersyarat dua keharusan.

Pertama Prabowo harus jadi capres dan maka Ganjar cawapres. Dan syarat kedua, pasangan ini harus mendapat persetujuan dari Muhaimin Iskandar.


Dan benar, Prabowo dan Muhaimin Iskandar pun serta merta melakukan pertemuan. Menggunakan acara pernikahan anak dari KH Ali Shohibul Burhan, keduanya bertemu di Sidoarjo.

Penting diketahui bahwa cak Imin adalah ketua PKB. Partai itu jauh hari sudah berkoalisi dengan Gerindra dimana potensi cak Imin menjadi wapres Prabowo bukan sesuatu yang berlebihan.

“Apa hasil pertemuannya?”

Menurut cak Imin, KH Ali meyakinkan bahwa duet Prabowo – Muhaimin akan menang di pilpres 2024.

“Menurut Prabowo?”

Pertemuan dengan KH Ali dan Muhaimin yang juga diikuti ulama – ulama lain, menegaskan komitmen untuk menjaga suasana bangsa tetap sejuk.

“Loh koq?”

Yang jelas, keduanya, Prabowo dan Muhaimin bertemu setelah Jokowi, Prabowo dan Ganjar terlihat bareng di Kebumen. Yang jelas, keduanya juga bertemu setelah Hasyim bicara syarat. Jadi, Prabowo ketemu Muhaimin pasti bicara masalah terkait hal itu. Masuknya nama Ganjar diantara mereka berdua.

Bahwa belum ketemu kata sepakat, itu cerita lain. Itu masih bisa dibicarakan dalam sesi yang lain. Yang jelas, Prabowo sudah berkabar pada Muhaimin bahwa cawapres bukan hanya dirinya saja tapi ada juga nama Ganjar.


“Tapi bukankah PDI Perjuangan melalui bu Mega sudah eksplisit bahwa Capres dari kader sendiri? Artinya, PDI Perjuangan mau capres bukan cawapres dong?”

Itu namanya kita sudah berasumsi bahwa posisi Ganjar adalah calon terpilih dari PDI Perjuangan dan maka Ganjar tidak boleh jadi cawapres. Itu namanya kita sudah berpikir bahwa PDI Perjuangan sudah menentukan nama. Itu mblandang….

Yang jelas, hingga hari ini, PDI Perjuangan BELUM menyebut nama – nama capres apalagi menentukan SATU nama.

Tapi itu juga bermakna bahwa Ganjar sebagai cawapres Prabowo memang sudah bukan katanya – katanya lagi. Mustahil tiga sosok Prabowo, Hasyim dan Muhaimin yang punya nama besar dalam perpolitikan kita hari ini terlibat pembicaraan tanpa esensi apapun.

Artinya, peristiwa foto bareng Jokowi, Ganjar dan prabowo di Kebumen telah memantik duet Prabowo – Ganjar. Paling tidak posisi itu dulu yang ramai bukan sebaliknya.

Kenapa? Karena Ganjar belum menjadi wakil resmi dari PDI Perjuangan.

Dan itu, pembicaraan itu dapat terjadi, baru akan masuk akal menjadi topik serius untuk disikapi orang – orang besar itu ketika ada trigger besar dan kuat. Di sinilah masuk unsur sosok luar biasa itu.

Siapa itu?

Adakah yang lebih besar dari mereka bertiga selain Jokowi?


“Yakin Muhaimin akan setuju?”

Pak Jokowi itu orang pintar. Sekali dua kali beliau bertemu dengan Muhaimin, pasti ketemu jalan keluarnya.

“Bagaimana bila Muhaimin tetap ngotot?”

Ada banyak jalan menuju Roma. Kurang syarat terpenuhinya Gerindra maju dapat diisi dengan partai pengganti.

Belum solid koalisi Nasdem, Demokrat dan PKS menyisakan jalan sangat lebar. Tarik salah satunya masuk (tapi pasti bukan PKS), kenapa ga lantas itu selesai?


Kalau reshuffle yang seharusnya gak lama lagi diumumkan itu ada nama dari partai baru masuk, satu diantara koalisi Nasdem, PKS dan Demokrat itu bergabung dengan pemerintah, anggap saja itu petunjuk….

Kalau masih juga ga ada, ada PPP yang sudah “diamankan” oleh Sandiaga Uno to…? Dia Wakil Ketua Dewan Pembina Gerindra loh…

Seperti mobil sewaan, partai sebagai kendaraan sah pemilu itu sering tak dipakai sendiri oleh pemiliknya namun justru lebih nyaman saat disewakan..

“Trus lawannya siapa?”

Koalisi PDI Perjuangan. Sendirian, masih sangat membuat rentan PDI Perjuangan untuk memenangkan Pilpres itu.

Dan maka, untuk supaya pak Jokowi tak berhadapan langsung dengan bu Mega, bisa jadi Erick Thohir akan beliau ajukan sebagai cawapres saat pak Jokowi tak kuasa meminta capres pada bu Mega.

Bukankah nama ET memang sudah sangat kencang digadang jadi cawapres? Dan dia memang salah satu menteri sangat disukai sekaligus sangat dekat dengan pak Jokowi.

Dan ingat, Erick sudah dapat dipastikan dapat membawa PAN. Warna PAN sudah sangat ke-Erickkan.

Bila karena satu dan lain hal itu semua dapat terwujud, all Jokowi’s men dapat saja terjadi.

“Kalau PDI Perjuangan ga mau Erick gimana?”

Dua orang menteri pak Jokowi yang paling sangat memberi pengaruh sekaligus sangat dipercaya adalah pak LBP dan bu SMI. LBP mustahil, dan namun SMI tak pantas kita bilang TIDAK MUNGKIN.

Ya, kenapa mustahil seorang SMI adalah kuda hitam baru untuk posisi cawapres yang justru akan menjadi pendamping bagi capres pilihan bu Mega yang akan diajukan pak jokowi?


Dan bukankah itu sekaligus juga menjelaskan keanehan yang muncul saat tiba – tiba SMI menjadi bulan – bulanan banyak pihak akhir – akhir ini?

Dalam politik kita, keriuhan seperti itu tak mungkin terjadi tanpa sebab. Selalu ada saja alasan dibuat masuk akal manakala hasrat satu atau dua orang yang sangat kuat misalnya, terganggu.

Dari sisi bu Mega, perlu kita ingat, pada ulang tahun ke 50 PDI Perjuangan, bukankah beliau juga bicara tentang perempuan? Seorang Malahayati?

“Trus siapa capres PDI Perjuangan?”

Beliau mencari pemimpin stratejik. Seperti apa gambaran pemimpin stratejik, itu sudah beliau ungkapkan dengan cukup gamblang saat penganugerahan gelar Profesor pada 2021 lalu. Pun pada ultah PDIP ke 50 belum lama ini.

Benar apa tidak, dengar – dengar pada 1 Juni nanti nama kandidat capres itu baru akan diumumkan. Itu tepat pada peringatan Hari Lahir Pancasila.

Kenapa? Bisa jadi karena salah satu kriteria pemimpin stratejik adalah adalah juga pemimpin yang Pancasilais sesuai falsafah bangsa ini.

“Jadi pilpres 2024 nanti tetap all Jokowi’s men gitu?”

Ini hanya tebak – tebak buah manggis. Bahwa waktu, tempat dan nama – nama disebut ada kemiripan, ya itu memang benar. Bukan mirip doang….

RAHAYU

Sumber : Status Facebook Karto Bugel

TAG TERKAIT :
Jokowi Jokowi Orang Baik Jokowi Presiden Ku

Berita Lainnya