.jpg)
Oleh : Agus Zainal Arifin
Sudah pada tahu standar gaji pejabat tinggi. Ternyata gak setinggi jabatannya. Sekarang bahkan beredar listnya di tiap instansi dan jadi pada tahu berbeda-beda tergantung kasta instansinya. Jadi publik pada tahu.
Karena itu bagi orang yang suka flexing pamer kekayaan, biasanya langsung diamati publik. Dicek siapa dia, atau bapaknya, atau suaminya. Begitu dirunut kok ternyata fantastis, maka seketika para netizen waktu dan tempat dipersilakan. Rekening gendutnya juga langsung terungkap.
Sebetulnya sudah seabreg peraturan dan SOP diterapkan. Gratifikasi atau uang gak jelas, sangat mudah dideteksi. Terutama oleh si penerima sendiri. Tinggal mau ambil atau tolak. Masih mau mikir halal haram atau tidak. Yang sindikat dan lihai, bahkan sampai-sampai sebelum kejadian mereka bikin dulu peraturan baru yang nanti jadi payungnya. Betul-betul korupsi post modern.
Baiklah tidak usah fokus bahas si toxic yang ketagihan duit haram itu. Sekarang fokus kepada yang baik. Masih banyak kok. Tapi kalau tahu, kita pasti miris, banyak yang gajinya ternyata kecil, apalagi dibanding tanggung jawabnya. Hidupnya sangat sederhana. Mereka yang bekerja dengan tekun, tapi dengan apresiasi rendah itu ternyata cukup banyak, bahkan sangat banyak.
Alhamdulillah pandangan mereka bahwa bekerja itu tidak hanya melulu soal uang. Amalan kerja keras dan sekaligus kerja cerdas itu bukan sekedar karena digaji. Ada nilai-nilai yang diperjuangkan. Dan nilai-nilai itu yang rencananya dia akan persembahkan kepada Tuhan. Mungkin amalannya tidak seberapa, tapi Tuhan sangat menghargai kesungguhan hambaNya.
Ada efek lain yang tak terduga, keluarga. Bila tiap hari keluarga mendapat asupan nutrisi halal, hasil audit juga halal, support system keluarga memegang nilai-nilai kebenaran dan kebaikan, maka beruntung keluarga itu. Anak-anaknya juga mudah jadi anak baik.
Sebab investasi bikin anak jadi shalih itu gak main-main. Dikasih biaya unlimited saja, belum tentu jadi. Dan belum tentu juga jaminan kelak akan siap berjuang untuk orang tuanya. Berjuang untuk dunianya saja belum tentu mau, apalagi berjuang untuk akhiratnya orang tua.
Sumber : Status Facebook Agus Zainal Arifin
.jpg)
(1).jpeg)
.jpg)
.jpg)
