Opini

9 Adab Sebelum Berangkat Mudik Sesuai Anjuran Rasulullah SAW

Rahman Hasibuan - 18/04/2023 18:30

MUDIK menjadi salah satu agenda rutin yang dilakukan masyarakat Indonesia menjelang Lebaran. Begitu juga di tahun ini, para perantau berbondong-bondong pulang ke kampung halaman untuk bersilaturahmi denga sanak saudara di sana.

Meski penuh dengan rasa suka cita karena akan berkumpul bersama keluarga, sebagai orang Muslim, tetap harus memerhatikan adab yang ada.

Dikutip dari berbagai sumber, ada beberapa adab yang harus dilakukan sebelum bersafar atau bepergian sesuai dengan yang diajarkan Rasulullah SAW. Berikut ulasannya untuk Anda.

1. Selesai semua urusan antar manusia

Urusan antara manusia seperti hutang, pengembalian amanah, pengembalian barang pinjaman, dan lain sebagainya. Hal tersebut dilakukan agar manusia tidak memiliki beban apapun ketika Allah memanggilnya secara tiba-tiba.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman dalam Alquran Surah an-Nisa (4) : 58, yang artinya sebagai berikut:

"Sungguh, Allah Menyuruhmu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya..."

2. Sholat sunah 2 rakaat sebelum safar dan sebelum sampai tujuan

Sebelum melakukan perjalanan jauh, lakukan sholat sunah safar 2 rakaat. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Jika engkau keluar dari rumahmu maka lakukanlah sholat dua rakaat yang dengan itu akan menghalangimu dari kejelekan di luar rumah. Jika engkau memasuki rumahmu, maka lakukanlah sholat dua rakaat yang akan menghalangimu dari kejelekan di dalam rumah." (HR. Al - Bazzar)

"Sunah Nabi Muhammad apabila telah bersafar, sebelum masuk rumah lakukanlah sholat dua rokaat seperti tahiyatul masjid, sholat sunah wudhu, dan lain - lain. Bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala," kata pendakwah Ustadz Khalid Basalamah.

3. Pamit dan titip pesan

Bagi musafir atau orang yang akan ditinggalinya, dianjurkan untuk menitipkan pesan yang berkaitan dengan keduanya.

Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu menceritakan bahwa ada seorang yang mendatangi Nabi Muhammad dan mengatakan, "Wahai Rasulullah, saya hendak safar, mohon nasihatilah saya." Maka Rasulullah bersabda, "Bertakwalah kepada Allah dan bertakbirlah setiap melewati jalan menanjak."

Di antara pesan yang disampaikan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bagi orang yang hendak safar, beliau mengucapkan, "Aku titipkan kepada Allah agamamu, amanahmu, dan ujung akhir amalmu." (HR. Ahmad, Abu Daud)

Kemudian, orang yang hendak safar mengatakan kepada orang yang hendak ditinggal, "Aku titipkan engkau kepada Allah. Dia tidak akan menyia - nyiakan titipan itu." (HR. Ibnu Majah)

4. Wanita harus dengan mahram

Wanita yang hendak melakukan safar akan berbeda dengan pria. Seorang wanita yang hendak bersafar haruslah ditemani oleh mahramnya agar terlindungi dari segala gangguan yang ada.

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Tidak halal bagi seorang wanita yang beriman kepada Allah dan hari akhir melakukan perjalanan (safar) yang berjarak tempuh sehari semalam kecuali ia bersama mahramnya." (HR. Bukhari dan Muslim)

Dalam buku '400 Kebiasaan Keliru dalam Hidup Muslim' menjelaskan bahwa sebagian ulama berpendapat boleh safar jika ditemani rombongan yang dapat dipercaya, tidak menimbulkan fitnah, dan terjamin keselamatannya.

5. Safar di malam hari

Bagi musafir, dianjurkan melakukan perjalanan di malam hari. Hal ini dianjurkan sesuai sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam yang diriwayatkan oleh Abu Daud, "Hendaklah kalian melakukan perjalanan pada malam hari (tatkala safar) karena bumi ketika itu dilipat (dipendekkan) pada malam hari."

6. Berdoalah

Saat safar, manusia akan mengalami dan melihat banyak keagungan ciptaan-Nya. Maka saat itulah perbanyak mengingat Allah dengan dzikir dan berdoalah karena waktu safar adalah mustajab.

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Tiga doa yang tidak diragukan lagi terkabulnya, yaitu doa seorang musafir, doa orang yang terzalimi, dan doa orang tua kepada anaknya." (HR. Ahmad)

7. Mengqashar sholat

Selama safar dianjurkan untuk mengqashar sholat dan meninggalkan semua sholat rawatib, selain qabliyah subuh. Ibnu Umar radhiyallahu 'anhu menceritakan, "Saya pernah menyertai Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersafar. Beliau tidak sholat lebih dari dua rokaat, hingga Allah mewafatkan beliau. Saya pernah menyertai Abu Bakar ketika safar. Beliau tidak sholat lebih dari dua rakaat, hingga Allah mewafatkan beliau." (HR. Muslim)

8. Segera pulang

Ketika urusan di tempat tujuan telah selesai, maka segeralah pulang. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Safar itu bagian dari azab (melelahkan), karena dengan safar ia terhalang untuk makan, minum, dan tidur. Jika telah selesai keperluannya, hendaklah ia segera pulang kembali kepada keluarganya." (HR. Bukhori)

Menurut Ibnu Hajar yang dikutip dari buku '400 Kebiasaan Keliru dalam Hidup Muslim' menjelaskan bahwa hadis ini menunjukkan makruhnya berpisah dari keluarga lebih dari keperluannya. Dan disunahkan untuk segera kembali kepada keluarga, apalagi ditakutkan kalau istrinya terabaikan di saat kepergiannya.

9. Berdoa sebelum safar

Sebelum melakukan perjalanan, berdoalah agar selamat sampai tujuan dan Allah hindarkan dari segala hal yang merugikan. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menyampaikan doa sebelum safar. Berdasarkan hadis Ibnu Umar Radhiyallahu anhuma, ia berkata:

أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا اسْتَوَى عَلَى بَعِيرِهِ خَارِجًا إِلَى سَفَرٍ، كَبَّرَ ثَلَاثًا، ثُمَّ قَالَ: «سُبْحَانَ الَّذِي سَخَّرَ لَنَا هَذَا، وَمَا كُنَّا لَهُ مُقْرِنِينَ، وَإِنَّا إِلَى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُونَ، اللهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ فِي سَفَرِنَا هَذَا الْبِرَّ وَالتَّقْوَى، وَمِنَ الْعَمَلِ مَا تَرْضَى، اللهُمَّ هَوِّنْ عَلَيْنَا سَفَرَنَا هَذَا، وَاطْوِ عَنَّا بُعْدَهُ، اللهُمَّ أَنْتَ الصَّاحِبُ فِي السَّفَرِ، وَالْخَلِيفَةُ فِي الْأَهْلِ، اللهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ وَعْثَاءِ السَّفَرِ، وَكَآبَةِ الْمَنْظَرِ، وَسُوءِ الْمُنْقَلَبِ فِي الْمَالِ وَالْأَهْلِ»

Artinya: "Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam ketika naik ke untanya untuk pergi safar, Beliau bertakbir tiga kali kemudian mengucapkan:

Subhaanalladzi sakhkhara lanaa hadza wa maa kunna lahu muqrinin. Wa innaa ila rabbinaa lamunqalibuun. Allahumma innaa nas’aluka fi safarinaa hadza al birra wat taqwa wa minal ‘amali ma tardha. Allahumma hawwin ‘alainaa safaranaa hadza, wathwi ‘annaa bu’dahu. Allahumma antash shahibu fissafar, wal khaliifatu fil ahli. Allahumma inni a’udzubika min wa’tsaa-is safari wa ka-aabatil manzhari wa suu-il munqalabi fil maali wal ahli

Artinya: “Maha Suci Allah yang telah menundukkan kendaraan ini bagi kami padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainya, dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Tuhan kami. Ya Allah kami memohon kebaikan dan ketakwaan dalam safar kami dan keridaan dalam amalan kami. Ya Allah mudahkanlah safar kami ini. Lipatlah jauhnya jarak safar ini. Ya Allah Engkaulah yang menyertai kami dalam safar ini, dan pengganti yang menjaga keluarga kami. Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kesulitan safar ini, dari pemandangan yang menyedihkan, serta dari tempat kembali yang buruk baik dalam perkara harta dan perkara keluarga)." (HR Muslim Nomor 1342)

TAG TERKAIT :
Berita Center Pemudik 9 Adab Sebelum Berangkat Mudik

Berita Lainnya