Opini

Pancasila, Warisan Dari Bung Karno Untuk Penerus Bangsa

Indah Pratiwi - 26/06/2023 20:40
FOKUS : Bung Karno

Beritacenter.COM - Bung Karno, salah satu putra bangsa yang telah berjasa akan perjuangannya dalam mengantarkan bangsa Indonesia pada kemerdekaannya. Selain menjadi pelopor terbentuknya negara Indonesia, beliau juga menjadi pemimpin pertama yang telah berjaya dalam menahkodai kapal besarnya agar terus berjalan mengarungi luasnya samudera.

Selain keberhasilannya dalam menjemput kemerdekaan, Bung Karno juga menjadi pencetus lahirnya ideologi bangsa kita, yakni Pancasila.

Itulah mengapa, masyarakat di tanah air wajib menjunjung tinggi dasar negara Indonesia. Di sisi lain, juga sebagai bentuk mengenang, menghormati sekaligus menghargai semangat perjuangan yang telah para pendiri bangsa torehkan untuk negara tercinta ini.

Dan pada bulan ini, merupakan bulan diperingatinya hari lahir Pancasila yang berlangsung pada 1 Juni lalu. Menariknya, bulan kelahiran Pancasila ini juga berdekatan dengan tanggal lahir Bung Karno pada 6 Juni.

Demi memperingati kemasyhuran keduanya, sang putri Ir. Soekarno yakni Megawati Soekarnoputri selalu menyelenggarakan agenda meriah, guna mengenang “Bapak Proklamator” tersebut. Haul Bung Karno kali ini, diselenggarakan di stadion Gelora Bung Karno.

 

 

 

 

 

 

Perlu diketahui, bahwasannya GBK peninggalan era Soekarno tersebut sempat diubah nama oleh Presiden kedua (Soeharto), yang pernah dengan segannya mengangkangi Soekarno menggunakan strategi “kudeta merangkak” nya.

Perubahan nama GBK yang dilakukan pada era Soeharto pada tahun 1984 ini sebagai upayanya dalam de-Soekarnosasi (mengkaburkan Bung Karno) dalam sejarah Indonesia. Maka terjadilah pergantian nama dari yang sebelumnya “Gelora Bung Karno” menjadi “Gelanggang Olahraga Senayan.”

Menurut teropongku, sepertinya sosok penggagas Orde Baru tersebut memanglah tak pernah puas. Buktinya, usai melengserkan Bung Karno, dirinya masih merasa terusik akan kenangan indah masyarakat bersama “Bapak Penyambung Lidah Rakyat” itu.

Namun setelah tujuh belas tahun berlalu, dimana negara Indonesia telah memasuki masa reformasi. Munculah keinginan dari sejumlah pejabat pemerintah, agar julukan Gelanggang Olahraga Senayan dapat dikembalikan lagi menjadi Gelora Bung Karno.

Tentu saja usulan tersebut mendapat respon positif dari Presiden ke 4. Gegaslah Gus Dur menerbitkan Keppres No 7 Tahun 2001, mengenai pengembalian nama Sang Proklamator pada kompleks olahraga tersebut. Finally, karapan “Gelora Bung Karno” kembali disandang oleh pencetusnya.

Dan pada bulan Juni ini, PDI-Perjuangan kembali menggelar puncak bulan Bung Karno. Namun bedanya, harlah Bung Karno tak sekedar mengundang para simpul relawan dan organisasi sayap partai maupun simpatisan saja. Akan tetapi, PDI-Perjuangan turut mengundang sejumlah petinggi parpol, hingga Menteri RI yang berada di kabinet Sang Presiden dan tak ketinggalan Bacapresnya, Ganjar Pranowo.

Kali pertama menyoroti aktivitas didalam perut GBK pada hari yang cerah ini, mataku seketika berbinar. Ku edarkan mata ke segala penjuru arah di GBK, semuanya terlihat merah meronah, bak warna bunga mawar merah yang indah. Semua orang kompak mengenakan busana bernuansa merah menyala, yang melambangkan sebuah arti keberanian, layaknya simbolis Sang Saka Merah-Putih negeri ini.

Paparan sinar matahari yang kian menembus pori-pori kulit pun tak menjadi hambatan bagi puluhan ribu kader banteng, dalam menggelorakan semangat perjuangan demi meraih kemenangan.

Selama perhelatan berlangsung, beraneka ragam pertunjukan seni kebudayaan yang disuguhkan berjalan dengan khidmat. Penampilan dari deretan para aktris pun turut menyemarakkan kenduri PDI-Perjuangan dalam rangka mengenang jasa Bung Karno.

Ku nikmati detik demi detik kemegahan agenda tersebut, meskipun hanya melalui perantara televisi, tak masalah bagiku.

Waktu berlalu begitu cepat, sampai tak terasa jika puncak harlah Bung Karno telah tiba. Dimana terdengarnya pidato dari politisi-politisi ulung, seperti Megawati Soekarnoputri, Presiden Jokowi, Mbak Puan, bahkan Ganjar juga turut memberi sambutan hangat pada banyaknya anak-anak hebat yang lahir dari rahim PDI-Perjuangan.

Spirit yang diutarakan oleh para petinggi ini benar-benar memberikan energi positif teruntuk puluhan ribu kader disana. Apalagi saat panglima tempur Ganjar, yakni Mbak Puan tengah mengemukakan orasinya dengan penuh semangat menggelora, demi mengajak segenap anggotanya bersatu padu untuk menjemput kemenangan bersama, dengan kesolidan antar kader yang semakin lengket.

Selain Mbak Puan, ada pula Ganjar yang ditunjuk untuk membacakan “Dedication of life Bung Karno.” Mengetahui hal itu, sontak saja membuatku terkesima. Karena apa yang dilakukan Ganjar ini, persis seperti yang dilakukan Jokowi sepuluh tahun lalu. Tepatnya pada tahun 2013, kala Jokowi tengah digadang-gadang menjadi capres PDI-Perjuangan.

Dari panjangnya durasi acara tersebut, ada beberapa hal yang benar-benar ku nantikan. Salah satunya pidato Jokowi, yang mungkin akan kembali menggema dan menunjukkan suatu pertanda jikalau Ganjar lah yang menjadi pilihannya.

Ku tunggu dan ku nantikan sosoknya (Jokowi) untuk segera tampil di panggung GBK. Setelah beberapa saat menunggu, pada akhirnya penantianku terbayar. Berdirinya Jokowi dibalik podium dengan senyum mengembangnya saja sudah memberi secercah harapan bagiku, bahwasannya tebakannku benar mengenai secuil isyarat yang akan diungkapkannya untuk Ganjar.

Dengan gamblang, Sang empu negeri ini menekankan suaranya sejelas dan sedetail mungkin, bahwa calon Presiden dari partai yang dinauinginya ialah Ganjar Pranowo. Jokowi juga turut memberi dorongan semangat pada barisan pejuang PDI-Perjuangan yang telah siap sedia dalam menjemput hattrick pada tahun 2024 mendatang.

Semakin dekatnya Pemilu, kurasa akan semakin banyak pula dukungan yang melimpah ruah serta silih berganti menghampiri Ganjar, dalam upaya mencapai kemenangan demi Indonesia Jaya.

Ya, mari bersama-sama kita saling bahu-membahu, guna menyongsong peradaban yang lebih maju. Mari saling berjalan ber-iringan dan kepalkan tangan persatuan demi menjemput Indonesia emas pada tahun 2045.

Salam satu persatuan, Indonesia Jaya…

TAG TERKAIT :
Soekarno Bung Karno

Berita Lainnya