Dalam sejarah bangsa, nampaknya hanya dua pemimpin kita yang tegas melawan imperialisme dan kapitalisme mapan. Setelah Ir. Sukarno muncul kini Ir. Jokowi – sama sama melawan hegemoni Amerika dan Eropa.
Bila Ir. Sukarno melawan imperialisme Amerika dan PBB, Ir. Joko Widodo melawan kapitalisme Uni Eropa dan IMF – yang memaksakan Indonesia tetap mengirim bahan mentah kepada mereka, bukan bahan olahan yang bernilai tinggi. Karena Uni Eropa ingin kita tetap miskin dan terbelakang.
Konsep keadilan sosial adalah gagasan Sukarno sebagai kritiknya terhadap kapitalisme dan cita-cita masyarakat masa depan Indonesia yang ideal yang relevansi dengan situasi masyarakat Indonesia kontemporer pada abad ke-21.
Sukarno membangun konsep persatuan dan sosialisme Indonesia berlandaskan asumsi tentang anti-kapitalisme sebagai kontradiksi dasar dan antikolonialisme sebagai kontradksi pokok.
Pemikiran Sukarno, sangat dipengaruhi oleh filsafat Jawa – Teosofis, Nasionalisme, Sosialisme, selain Marxisme – yang memang sangat populer dan relevan pada zamannya. Namun Bung Karno menerima Marxisme sebatas cita-cita moral kesetaraan hak-hak sosial ekonominya, sedangkan penerapannya sesuai kebutuhan domestik. Sukarnoisme dapat disebut sebagai sosialisme kebangsaan.
Paham pemikiran yang berpengaruh antara 1920 hingga 1960 itu, diikuti oleh berbagai macam kalangan, status sosial, dari intelektual, politisi, aktivis, ilmuwan, pejabat tinggi, petani hingga buruh. Semua ingin mewujudkan gagasan gagasan ajaran Sukarno yang kemudian disebut Sukarnoisme.
Setelah Bung Karno dijatuhkan dan terusir dari istana negara, rezim Orde Baru yang menggantikannya gencar menghantam Sukarnois dan Sukarnoisme. Rezim Orba yang pro Amerika cenderung menyamakan Sukarnoisme dengan Komunisme, sehingga kaum awam menjadi alergi.
Pembentukan Nasakom merupakan salahsatu ide Sukarnoisme. Padahal Sukarnoisme bukan hanya itu.
Isu yang menyamakan ajaran Sukarnoisme dengan Komunisme merupakan permainan politik Orde Baru dalam rangka memukul rata “gebyah uyah” untuk melegitimasi kekuasaannya hingga 32 tahun lamanya.
PKI yang dekat dengan Sukarno, melakukan dua kali kudeta dan telah membayar mahal atas petualangannya selama ini, sehingga kini terkubur selamanya. Tapi mencampurkan ide ide Sukarno dengan Nasakom semata adalah pengelabuan sejarah.
Bagi masyarakat Indonesia kontemporer, Sukarnoisme masih relevan sebagai cita-cita moral di bidang sosial-ekonomi, terutama sebagai kntik terhadap ekses-ekses kapitalisme global.
Di luar gagasannya, Sukarno adalah pemimpin Indonesia yang membangun karakter bangsa – “nation character building”. Warga Nusantara yang terserak serak dalam kesultaan kerajaan, suku bangsa, warna kulit dan asal daerah – akhirnya menyatukan diri dalam bentuk Republik yang kemudian dipercayakan kepada Sukarno sebagai pemimpinnya.
Di masa lalu, kita mengenal sejumlah tokoh yang ditengarai dan disebut sebagai Sukarnois dan menganut paham Sukarnoisme.
Para Sukarnois adalah mereka yang menghayati dan menjalani hidup sebagai pengikut Sukarno.
Mereka percaya dalam ideologi itu tersimpan banyak aspirasi rakyat yang belum terealisasi.
Setelah Orba tumbang dan reformasi bergulir, kini muncul paham baru, bernama Jokowi15me.
JOKOWI15ME adalah sebuah paham negara bangsa yang berkeadilan dan berdaulat dalam makna yang sesungguhnya. Menjaga kekayaan bumi pertiwi untuk kemakmuran bangsa dan melawan negara negara asing yang mendikte.
Jokowisme berarti kemajuan Indonesia yang merata. “Jokow15me adalah sebuah paham progresivitas Indonesia menuju sebuah negara bangsa yang maju, berkeadilan dan berdaulat dalam makna yang sesungguhnya,” kata Dedek Prayudi Wasekjen PSI yang menggaungkan paham baru ino
Politisi milenial yang kerap disapa Uki itu mengajak seluruh pendukung Jokowi untuk menggemakan Jokowi15me.
Uki menjabarkan capaian pemerintahan Jokowi terkait pembangunan ekonomi. “Baru di era Jokowi orientasi pembangunan Indonesia tidak lagi Jawa-sentris melainkan Indonesia sentris. Tercatat, Indonesia telah menyelesaikan 66 Proyek Strategis Nasional (PSN) dalam kurun 2019-2021 di mana distribusinya memperhatikan prinsip 3T (Tertinggal, Terdepan dan Terluar)” jelasnya.
“Indonesia yang dalam menjaga kedaulatan nikel ini terus ditekan oleh berbagai kekuatan, baik dalam dan luar negeri, tidak gentar berdiri kokoh di bawah kepemimpinan Pak Jokowi. Kemarin nikel sudah, kini bauksit akan diberlakukan hal yang sama,” tambah Uki.
Uki mengilustrasikan keberhasilan kebijakan hilirisasi nikel ini dengan sudah dibangunnya 15 smelter nikel, salah satunya di Maluku Utara. “Karena kebijakan hilirisasi, Maluku Utara sepanjang tahun lalu tumbuh 27%, tertinggi di dunia untuk level provinsi,” ujar Uki.
Melekat dalam Jokowi15me adalah kerja keras, turun ke lapangan, tampil bersahaja, banyak menyapa rakyat dan mendekati generasi muda – sebagai penerus masa depan. Dan menyuarakan kebhinekaan. Dan yang penting, tahan kritik.
Jokowi adalah pemimpin yang berasal dari rakyat jelata bukan dari keluarga elite . Dan bukan militer. Bahkan antitesa militer dan militeristik.
Tak mudah mewujudkan Jokowis15me. Tantangan bukan hanya dari asing, namun juga dari saudara sebangsa yang selama ini nyaman sebagai komprador; kaki tangan asing – dengan sogokan dan komisi – meski mengorbankan kekayaan alam dan menyengsarakan bangsa sendiri.
Tapi Bung Karno pernah berkata :
“Perjuanganku lebih mudah karena melawan penjajah, melawan orang orang kulit putih. Namun perjuangan kalian akan lebih sulit – karena melawan bangsa sendiri”. *
(Sumber: Facebook Supriyanto M)
Opini 23/11/2023 22:30
Opini 22/11/2023 14:49
Opini 05/11/2023 03:03
Opini 03/11/2023 15:15
Opini 30/10/2023 23:18
Opini 18/10/2023 20:27
Opini 28/09/2023 07:42
Opini 27/09/2023 11:05
Opini 21/09/2023 19:05
Opini 14/09/2023 22:48
Opini 31/08/2023 17:02
Opini 16/08/2023 21:45
Opini 13/08/2023 13:41
Opini 09/08/2023 21:36
Opini 01/08/2023 16:00
Opini 29/07/2023 20:00
Opini 26/07/2023 19:05
Opini 20/07/2023 19:05
Opini 07/07/2023 13:05
Opini 06/07/2023 12:05
Opini 04/07/2023 13:26
Opini 27/06/2023 17:31