Politik

Prihati Utami : Di Mata Prabowo, Semua Hanya Uang… Uang… Uang…

Indah Pratiwi - 13/10/2023 22:42

Beritacenter.COM - Kondisi paling enak itu yang memang saat punya banyak uang. Bayangkan, Anda bisa membeli apa yang dimau dengan segepok uang di tangan. Pengen jam tangan model terbaru, tinggal klik situs belanja ternama, lalu barang idaman sudah ada di tangan. Mau tas model terbaru, ya tinggal pesan, selesai urusan. Semua bisa diatasi oleh uang.

Pendeknya, dengan uang apa pun bisa dibeli, bisa diraih dengan cukup gampang. Termasuk mungkin untuk bisa bekuasa. Meraih tampuk kuasa dengan membeli suara. Setelah berkuasa, apapun bisa dilakukan. Dengan kuasa di tangan, Anda bisa menambang ‘uang’ untuk mengembalikan modal yang dikeluarkan di muka.

Sembari berangan-angan mempunyai banyak uang, saya teringat lagu /Rif: Andai Aku Radja

“Andai ku jadi radja mau apa tinggal minta
Tunjuk sini tunjuk sana dengan sedikit kata
Andai ku jadi radja punya uang punya harta
Dan yang pasti aku juga akan punya kuasa…”

Saat sedang enak-enaknya membayangkan punya uang dan kuasa, kesadaran saya tiba-tiba tersentak oleh suara live streaming tayangan Mata Najwa, yang diputar begitu keras dari kamar kos tetangga. Tetangga kos kamar sebelah ini memang penggemar Najwa Shihab, host Mata Najwa.

Karena penasaran, saya pun ikut menonton Mata Najwa on Stage di Graha Sabha UGM; 3 Bacapres Adu Gagasan. Saat menonton Prabowo Subianto, bayangan soal uang dan kuasa yang sempat sirna, kembali memenuhi isi kepalala.

Betapa tidak, Prabowo ternyata adalah bacapres paling kaya di antaranya ketiganya. Selain itu, hanya Prabowo lah yang menganjurkan masyarakat agar menerima bila ada caleg atau capres atau timses dari keduanya yang menyodorkan uang. Padahal, KPK jelas-jelas menyatakan praktik seperti itu adalah praktik curang.

“Terima uangnya, tapi ikuti kata hatimu,” kilah Prabowo.

Bahkan Prabowo permisif dengan praktik politik bagi-bagi uang. Ia tak mempermasalahkan Ketum PAN, Zulkifli Hasan, yang suka bagi-bagi uang saat ia mengenakan atribur partai. Prabowo berkilah, itu hanya sedekah.

Mungkin, karena sudah bergelimang harta sejak lahir, Prabowo enteng saja bilang begitu. Tapi, cobalah selami pikiran orang-orang kecil. Mereka akan condong memilih siapa yang memberi mereka uang. Karena terbiasa bergelimang uang, paradigma Prabowo melulu soal uang. Di mata Prabowo semunya diukur menggunakan uang.

Bayangkan saja, harta Prabowo mencapai Rp2,04 triliun. Sementara, dua bacapres lainnya kekayaan dan hartanya hanya berkisar belasan miliar rupiah saja. Sungguh jauh perbedaannya. Karenanya, wajar bila paradigma Prabowo tak jauh-jauh dari uang dna uang, karena itu yang ada dalam benaknya sejak ia dilahirkan.

Prabowo curhat, jika selama ini banyak pabriknya yang mandek karena tak mendapat kucuran kredit dari bank. Sebab, selepas reformasi 1998 ia tak lagi bagian dari kekuasaaan. Sehingga, menurut Prabowo, karena ia tak punya kuasa maka ia tak mendapat kredit. Kini, ia butuh kuasa untuk mengembalikan tambang ‘uangnya’ yang sempat seret –menurut ukuran dia.

Prabowo pun melihat partai seperti perusahaan untuk mendulang ‘uang’. “Sekarang, partai saya yang banyak membiayai saya. Kalau saya panggil anggota saya, mereka bayar sendiri.” Secara tidak langsung, Prabowo mengafirmasi, ia menerima banyak setoran dari kader partai, untuk tujuan-tujuan yang telah ia tetapkan.

Tiba-tiba lirik lagu /Rif kembali terngiang di telinga:

“Andai ku jadi radja mau apa tinggal minta
Tunjuk sini tunjuk sana dengan sedikit kata
Andai ku jadi radja punya uang punya harta
Dan yang pasti aku juga akan punya kuasa…” (*)

Sumber : Status facebook Prihati Utami

TAG TERKAIT :
Prabowo Prabowo Subianto Prabowo Haus Kekuasaan Prabowo Nafsu Berkuasa

Berita Lainnya