Beritacenter.COM - Ini adalah mimpi paling buruk. Demokrasi yang didapat dari hasil perjuangan berdarah, benar-benar sedang dirusak di depan mata. Kita seperti dipukul mundur ke zaman ketika kekuasaan diraih dengan satu penindasan ke penindasan yang lain.
Setelah peristiwa pencopotan baliho @ganjarpranowo di Bali, sekarang kita dibuat tercengang oleh perilaku yang sama di Pematang Siantar, Sumatra Utara. Petugas Satpol PP membersihkan baliho Ganjar secara serempak. Dengan armada plat merah, mereka beroprasi membersihkan baliho Ganjar di tepi-tepi jalan.
Di sisi yang lain, kita justru disodori pemberitaan ironis yang ditulis Media Indonesia. Aparat kepolisian diintruksikan untuk memasang baliho Prabowo-Gibran, bukan hanya di Jawa Timur, namun juga di daerah lain. Situasi ini tak ada bedanya dengan masa orde baru, ketika alat-alat negara turut mengintervensi rakyat demi melanggengkan kekuasaan Suharto selama puluhan tahun.
Tak usahlah bicara soal netralitas negara. Apalagi melakukan pembenaran soal pencopotan baliho. Belum masa kampanye lah, melanggar aturan pemasangan lah. Masyarakat sudah melihat begitu banyak baliho lain bertebaran. Bahkan di Pematang Siantar sendiri, baliho Prabowo-Gibran, hingga Kaesang bertebaran di setiap penjuru. Ada yang pemasangannya membahayakan sampai menyentuh kabel listik, dipasang di tiang listrik, hingga di trotoar-trotoar jalan. Tapi semuanya masih tegak berdiri.
Tentu saja Pilpres kali ini bukan lagi cerita soal pengabdian. Bukan mencari sosok pemimpin yang mumpuni. Namun ajang mengawetkan kekuasaan lewat beragam penindasan. Jelas ada yang sangat ingin dikejar oleh penguasa sampai melakukan tindakan-tindakan di luar nalar.
Dari mulai mengakali undang-undang yang berujung pencopotan Ketua MK karena sudah terbukti salah, hingga pengerahan aparat negara. Entah apa yang sebenarnya dikerjar penguasa, apakah mengamankan proyek-proyek besar, atau mengamankan diri dari jeratan hukum. Seperti kata Ketua Projo Budie Ari, kalau Pilpres ini sampai kalah, orang-orang di sekelilingnya bakal masuk bui.
Dengan tujuan itu, maka yang ada di benak mereka harus menang. Pokoknya apapun caranya akan dilakukan dengan tujuan menang. Dari kecurangan, hingga melakukan kekerasan intimidasi. Bayangkan, polisi sampai mendatangi kantor partai menanyakan alamat para kader. Bahkan Melki, Ketua BEM UI yang mengkritik keputusan janggal Mahkamah Konsitusi, juga mendapat intimidasi, termasuk keluarganya didatangi aparat.
Gila. Memang gila. Apakah dengan cara-cara semacam itu kita jadi takut? Sama sekali tidak! Justru dengan kebrutalan-kebrutalan yang mereka tunjukkan dengan keji, membuat semangat kita terpompa, kita semakin kokoh dan bersatu untuk menghentikan kekuasaan yang ugal-ugalan, dan mendapatkan kembali rasa keadilan itu.
Politik 10/12/2023 13:54
Politik 10/12/2023 12:45
Politik 08/12/2023 15:00
Politik 08/12/2023 13:23
Politik 08/12/2023 12:28
Politik 07/12/2023 19:37
Politik 07/12/2023 16:17
Politik 07/12/2023 14:15