Beritacenter.COM - Jujur. Saya hampir belum bisa percaya jika ternyata Partai Solidaritas Indonesia (PSI) benar-benar mendukung Paslon Capres-cawapres Prabowo-Gibran, itu pun hanya karena Jokowi, tegak lurus bersama Jokowi, Jokowisme. Alasannya mendasar dan substantifnya cuma satu: karena ikut Jokowi. Kalau dalam percintaan, PSI ini kemungkinan besar terjebak cinta buta.
Agak mirip dengan dulu para kader PKB yang punya jargon “apa jare Gus Dur.” Kalau fenomena apa jare Gus Dur, saya masih bisa mengerti, sebab bagaimana pun sikap itu tidak bisa lepas dari moralitas di Pesantren, dari santri terhadap Kiai.
PSI benar-benar telah menggadaikan idealismenya soal politik rasional dan progresivitas. Sis Grace, Bro Toni, Sis Isyana, Bro Giring dan banyak lagi kader PSI yang saya kenal, seperti tidak saya kenal lagi. Bukan hanya karena PSI yang tidak kurang dari 10 tahun telah mendegradasi Prabowo secara terang-terangan, melainkan juga karena naiknya Gibran sebagai salah satu Cawapres dilalui dengan cara yang melanggar fatsun politik. Pelanggarannya sangat berat sampai kemudian (mantan) Ketua MK diberhentikan. PSI benar-benar gelap mata.
Hasil rembuk rakyat yang memilih Ganjar sebagai Capres, dalam sekejap berubah dan berlabuh ke Prabowo. Saya mencoba mengerti, terutama berdasarkan berbagai pernyataan Ado Armando, salah satu kader baru PSI yang juga telah meneladan ludah sendiri, bahwa membelotnya PSI itu karena kesombongan Megawati Soekarnoputri. Berikut istilah “petugas partai.” Namun, saya yakin itu hanya alasan pembenaran Ade saja, sebab alasan sebenarnya hanya karena satu alasan: ikut Jokowi.
Untung Denny Siregar, Alifurrahman dkk yang juga para pendukung Jokowi masih mendukung Ganjar. Mereka tidak asal manut. Mereka kukuh prinsipnya dan masih konsisten dengan narasi politik rasionalnya sejak mendukung Jokowi 2 periode. Mereka tidak terhipnotis oleh politik dinasti dan nepotisme Jokowi. Apalagi belum lama ini, ada banyak tokoh nasional yang telah melakukan silaturahim bersama di kediaman Gus Mus atau KH. Mustofa Bisri. Gus Mus dalam puisinya yang viral bahwa di Indonesia ini bentuk Negaranya Republik, tetapi rasa Kerajaan.
Sumber : Status Facebook Mamank Haerudin
Politik 10/12/2023 13:54
Politik 10/12/2023 12:45
Politik 08/12/2023 15:00
Politik 08/12/2023 13:23
Politik 08/12/2023 12:28
Politik 07/12/2023 19:37
Politik 07/12/2023 16:17
Politik 07/12/2023 14:15